Cinta Tanpa Definisi







Pagi itu dari ujung jalan terlihat remaja laki-laki berlari kepayahan dengan peluh menetes membasahi tubuh dan bajunya. Dengan sepatu lari kesayangannya ia bermaksud membuat sebuah langkah untuk membangun masa depan. Dia adalah Leonard, seorang lulusan SMK teknik tahun kemarin. Leonard adalah anak tunggal dari keluarga kurang berada, orang tuanya sakit semenjak beberapa tahun ini. Dengan keadaan seperti itu ia ingin menjadi sosok yang dapat merubah keadaan keluarga dan bukannya menjadi beban. 


Seperti layaknya seorang remaja, semangat Leonard tak boleh dianggap remeh. Pasalnya dengan tanggung jawab sebesar itu dia harus berusaha sangat keras. Dia tak seperti anggapan sebagian besar orang tentang anak tunggal. Untuk menutup kebutuhan keluarganya ia memilih untuk bekerja sedapatnya dan mengkesampingkan idealisme remajanya untuk melanjutkan sekolah.

Namun bukannya dia tak berusaha lebih, tak sedikit lowongan perusahaan plat merah ia coba. Mungkin dia belum beruntung untuk semua usahanya.


Leonard terbiasa melakukan apa-apa sendiri, soal cinta dia juga belum beruntung karena hatinya masih saja terluka. Dia belum dapat beranjak untuk memulai kisah baru. Hatinya masih Ia tutup untuk siapapun hingga ada orang yang dapat menggugah hatinya.


Tahun berganti, dia masih dalam pekerjaan yang sama dengan semangat yang masih membara.
Namun hal yang buruk terjadi padanya, ia jatuh sakit. Dokter memberi pantangan yang membuatnya harus meletakkan semua impiannya. Dititik itu Ia menyerah dan kehilangan arah.
Seminggu dua kali Ia harus datang ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan.

Empat bulan sudah ia bolak-balik ke rumah sakit, namun sepertinya sakit belum menemukan jodohnya.
“Keluhannya masih sama mas? Belum berkurang?” Tanya dokter
“Belum pak, masih sakit.” Jawab Leonard
“Ini saya resepi MRI untuk besok, nanti hasilnya tolong dibawa minggu depan ya. Sekarang boleh pulang.” Terang dokter
MRI adalah rontgen model baru yang Ia pun tak paham apa itu.
“Baik pak, terima kasih.” Jawab Leonard lalu berlalu pergi meninggalkan ruang


Hari itu dia datang ke rumah sakit pagi-pagi dan langsung duduk di kursi tunggu radiologi karena petugas belum datang. Tanpa Ia sadari Ia menghalangi seorang gadis yang sebelumnya telah duduk diujung kursi yang lain dan membuat gadis itu harus mengambil jalan memutar untuk duduk kembali.

Leonard melihat gadis itu sedang melihat dirinya yang menghalangi jalan, senyum gadis itu manis, parasnya cantik bak pramugari Garuda Indonesia.
Loenard merasakan perasaan yang telah lama tak pernah Ia rasakan, Jatuh Cinta.


Untuk beberapa waktu Leonard duduk satu kursi dengan gadis cantik itu walau diujung kursi yang berbeda, tanpa ada komunikasi ataupun tegur sapa. Leonard terbiasa cuek dan acuh, namun diam-diam Leonard memperhatikan gadis itu dan bermaksud untuk mengenalnya lebih jauh.

Petugas pun datang, Leonard mengumpulkan berkasnya dan menunggu panggilan.
Akhirnya keberuntungan kecil memihak pada Leonard, saat gadis itu melintas didepannya Leonard dapat melihat badge nama gadis itu.


Dia adalah Linda, mahasisiwi pkl radiologi dari kampus di Surabaya.
Seketika itu Leonard mencari nama gadis itu di sosial media dan keberuntungan kecil lainnya memihak Leonard karena Leonard dapat menemukan akun Linda dan menambahkannya sebagai teman, Leonard tidak cukup berani untuk mengajak Linda berkenalan secara langsung.


“Saudara Leonard, silahkan masuk ke ruang MRI.” Panggil petugas
Leonard berjalan masuk ruang MRI mangikuti arahan petugas.
Saat akan MRI ternyata Linda ikut menyiapkan didalam ruangan.
“Tombol yang ini?” Tanya linda meminta arahan kepada petugas
“Yang ini ditekan sampai lampunya menyala.” Terang petugas kepada Linda
Leonard hanya melihat Linda yang cantik dan begitu sempurna dimatanya itu.


Setelah MRI selesai Leonard bingung apakah Ia sudah boleh pulang.
Didalam ruangan itu hanya ada Linda, Leonard bertanya kepada Linda “Sudah selesai mbak?”
“Tanya petugasnya mas.” Jawab Linda
Linda begitu cantik, suaranya begitu indah dan merdu.
Kemudian Leonard berjalan meninggalkan ruangan MRI.


Kebetulan hari itu hari terakhir jaminan kesehatan Leonard di rumah sakit  itu. Dan jaminan kesehatan mengarahkan Leonard ke rumah sakit lain yang sebenarnya lebih bagus.

Namun Leonard menolak pindah rumah sakit, karena Leonard teringat Linda yang mampu membuka pintu hatinya yang selama ini terkunci. Leonard ingin bertemu lagi dengan Linda.

Keesokan harinya Linda merespon permintaan pertemanan sosial media dari Leo.
Leo memberi “Like” dan “Love” disemua foto dan post Linda di social media.
Leo membuka percakapan chat dengan emoticon menangis dan pertanyaan “Sampai kapan di Solo?” dan “Nggak nonton pasar malam?”
Dan Linda merespon dengan menanyakan siapa sebenarnya Leo dan menjawab dia di Solo sepuluh hari ke depan. Dengan jawaban itu Leo bersedih karena tak cukup waktu untuk membuat Linda mencintai Leo. Linda membuat Leo bangkit dan mulai memikirkan tentang masa depan, itu yang membuat Leo ingin bersama Linda.

“Kalau ketemu panggil aku lah.” Kata Linda
“Nanti pacarmu marah.” Jawab Leo
“Aku ndak punya pacar, tapi hatiku sudah milik orang lain.” Jawab Linda

Akhirnya Leo dan Linda merencanakan untuk bertemu atau sekedar bertegur sapa sebelum Linda kembali ke Surabaya, agar Linda tau yang mana sebenarnya Leo.

Tiba hari dimana Leo kembali untuk berobat ke rumah sakit, Leo hanya bisa melihat Linda dalam beberapa kedatangannya ke rumah sakit, karena Leo memperhatikan teman-teman Linda yang terlihat hebat dan perpendidikan juga dari keluarga berada berbeda dengan dirinya yang hanya lulusan SMK dan sedang sakit. Leo merasa ini akan seperti pungguk merindukan bulan atau seperti beauty and the beast.


Saat leo melihat Linda, Leo menyadari kalau dirinya benar-benar jatuh cinta pada Linda bahkan sebelum Leo mengenal Linda lebih jauh. Linda seperti penyemangat yang membangkitkan Leo yang sedang terpuruk. Leo begitu sulit jatuh cinta bahkan saat Leo mamaksakan untuk jatuh cinta. Namun Linda membuat Leo jatuh cinta dengan begitu mudahnya.


Beberapa kedatangan ke rumah sakit, Leo hanya bisa melihat Linda. Sampai pada kesempatan terakhir Leo untuk bertemu Linda, leo memutuskan untuk sekedar berkenalan saja karena kenyataannya sulit membuat Linda mencintai Leo dengan jarak yang membentang antara Solo dan Surabaya.


Pagi itu di ruang radiologi.
“Permisi mbak, mau numpang Tanya” Leo membuka percakapan
“Iya.” Jawab Linda
“Radiologi buka jam berapa ya?” Tanya Leo
“Mau rontgen apa ya mas?” Tanya Linda
Leo mengulurkan tangan dan berkata “Leonard”
Kemudian Linda menerima tangan Leo dan sedikit tersenyum kerena sedari tadi Leo sedang menggoda Linda.

Setelah itu Leo dan Linda sedikit mengobrol tentang sakitnya Leo dan kuliahnya Linda hingga petugas radiologi datang dipagi itu, kemudian Leo berpamitan kepada Linda dan berkata “Balik ke Surabaya hati-hati ya.”

Setelah hari itu percakapan Leo dan Linda di dalam chat dihiasi dengan kalimat “Kamu cantik Linda.” Dan banyak kata-kata manis Leo untuk Linda, sesekali Leo merayu Linda. Leo masih belum terfikir untuk mengutarakan perasaannya kepada Linda, karena  bagaimana bisa orang yang baru sekali bertemu akan menerima cinta dari Leo.

Hari yang tak diinginkan pun tiba, hari dimana Linda akan kembali ke Surabaya dan meninggalkan Leo juga perasaan Leo mungkin untuk selamanya.

Malam itu malam Minggu, Linda akan kembali ke Surabaya tengah malam.
Percakapan Leo dan Linda dalam chat.
“Balik ke Surabaya hati-hati ya Linda.” Kata Leo
“yooo…Pasti hati-hati kok, santai aja mah.” Jawab Linda
“Sudah kemas-kemas?” Tanya Leo
“Ini lagi lipat pakaian.” Jawab Linda
“Mau dibantuin ndak?” Tanya Leo
“Hooo..ndak boleh lah (emoticon tertawa).” Jawab Linda
“Kenapa ndak boleh ? (emoticon tertawa).” Tanya Leo
“Cowok ndak boleh lihat barang-barang cewek mah.” Jawab Linda
“Kan bisa bantu kemas buku atau apa gitu (emoticon senyum).” Kata Leo
“Pokoknya ndak boleh hehehehe.” Jawab Linda
Malam itu percakapan antara Leo dan Linda begitu panjang.


Sampai dititik diamana Leo berfikir harus mengatakan bagaimana perasaannya kepada Linda.
Namun masih saja Leo ragu karena meyakini Linda akan menolaknya.

Leo begitu sedih tak dapat bertemu dengan Linda lagi, Linda adalah cahaya bagi Leo.
Leo merasa telah begitu lalah untuk berusaha mencintai orang lain. Leo tak mau kehilangan Linda apalagi harus melihat Linda bersama orang lain dan belajar melupakan Linda.

Leo memutuskan untuk mengatakan cintanya melalui chat dengan bahasa Thailand “Phm rak Linda” kepada Linda.
Linda yang tak tau arti kata itu pun bertanya “Artinya apa aku ndak tau.”
“Kamu cari sendiri aja, itu bahasa Thailand.” Jawab Leo
Namun sepertinya Linda tidak perduli dan tidak berusaha mencari arti kalimat yang dalam Bahasa Indonesia adalah “Aku cinta kamu Linda.” Itu.


Beberapa hari berlalu, Leo dan Linda masih berhubungan melalui chat seperti biasa, yang berbeda adalah saat itu perasaan Leo bertambah dalam kepada Linda.

Leo membuat tulisan di blog pribadinya yang ia tujukan untuk Linda.
Isinya bisa dibilang  “Kata-kata manis.” Linda yang membaca tulisan itu mengirim chat kepada Leo “Aaishh bikin baper.”
“Serius mah aku.” Jawab Leo
“Cowok kan biasanya gitu, suka bikin baper terus ceweknya mulai suka malah ditinggalin.” Kata Linda
“Cewek juga gitu, kalau ada yang beneran serius malah diabaikan. Giliran yang cuma bercanda malah diterima dan ujung-ujungnya bilang semua cowok sama aja.” Jawab Leo
“Eh malah nyalahin cewek hemmmm (emoticon kesal).” Kata Linda

Leo dan Linda berkirim pesan chat setiap hari dari pagi hingga pagi sejak Linda merespon pertemanan sosial media Leo hari itu.

Leo sering menulis kata-kata untuk Linda agar Linda dapat mulai membuka hati untuk Leo.
Dan Linda hanya menjawab “Aissshhh bikin baper mah.”

Akhirnya Leo memutuskan untuk mengutarakan perasaannya kepada Linda lewat chat.
“Aku cinta sama kamu Linda, Kamu mau ndak jadi pacarku?” Kata Leo
“Kamu serius? Kita kan baru ketemu sekali, emang apa yang buat kamu suka sama aku?” Tanya Linda
Leo menjelaskan panjang lebar bahkan menceritakan tentang masa lalunya, namun sepertinya itu belum cukup membuat Linda luluh.

Kesempatan lainnya Leo mencoba kembali untuk meminta Linda menerima Leo.
“Linda kamu mau ndak jadi pacarku?” Tanya Leo
“Iya mau (emoticon tertawa).” Jawab Linda
Leo tau itu bukan jawaban yang serius untuk pertanyaannya yang serius.
Leo membuat panggilan untuk hubungan pacaran bohongan mereka.

“beb” begitulah Leo memanggil Linda. Karena Leo berfikir panggilan “yang” dan “sayang” sudah ia pakai dengan masa lalunya dan Linda pun pernah memakainya dengan masa lalunya.


Apa yang Leo tau tentang Linda? Leo tau banyak hal, selama ini Leo selalu memperhatikan Linda, Leo memperhatikan setiap kebiasaan Linda, bertanya dan mencari tau tentang banyak hal, stalking social media Linda dan menerka-nerka semua tentang Linda.

Dalam hubungan pacaran bohongan itu banyak rasa yang dilalui Leo, cemburu, khawatir, dan rasa iri pada banyak hal seperti layaknya pacaran yang sesungguhnya. Entah bagaimana yang dirasakan Linda, Leo pun tak tau.

Dalam obrolan chat disuatu malam.
“Kalau bapaknya kamu,,, nanti anakku kayak gimana ya beb?” Tanya Linda
“Kalau kayak ibunya pasti mereka cantik dan pintar.” Jawab Leo
“Andai saja kita pacaran beneran Linda.” Kata Leo
“Aku kan emang pacarmu Leo.” Jawab Linda
Malam itu hati Leonard berbunga-bunga.

Berulang kali Leo “Menembak Linda” baik lewat chat ataupun lewat telpon dan jawabannya selalu “Iya” namun dengan emoticon tertawa.

Akhirnya Leo meminta jawaban yang serius dari Linda, dan kali ini jawabannya adalah “Tidak”.
“Kamu kan tau perbedaan diantara kita. Kita berbeda terlalu jauh.” Terang Linda menjelaskan
Linda berasal dari Bali dan jelas saja agama dan budaya mereka berbeda begitu jauh.


Sedari pertama bertemu saat MRI, Leo sudah tau kalau Linda menganut agama yang berbeda dengan dirinya, namun Leo tetap ingin bersama Linda. Karena Leo sudah lelah mencari dan bertanya-tanya apakah ada yang dapat membuatnya berpaling dari Linda.

Leo tak punya pilihan selain berusaha mendapatkan hati Linda dan memiliki Linda untuk dirinya sendiri. Karena pilihan lainnnya Leo harus melupakan Linda dan itu tidak mungkin.


Saat mengenal Linda Leo merasa dunia ini begitu berwarna, begitu sejuk, dan hidup seperti selalu dalam musim semi. Bahkan sakit Leo berangsur membaik entah karena keajaiban cinta dari Linda atau apa dan Leo memutuskan berhenti ke rumah sakit.” Namun saat Linda memberi jawaban tidak, hidupnya terasa kembali seperti dulu, hitam dan gelap. Linda membuat Leo tak mampu hidup tanpanya. Untuk sekali ini Leo ingin bahagia, walau apapun penghalangnya, Leo butuh Linda.

Hari-hari berlalu, Leo tak lelah meminta Linda untuk menerimanya. Sampai pada hari dimana Linda bertemu dengan orang lain.

Dalam sambungan telepon.
“Aku sayang kamu Linda, soal jarak diantara kita biar aku yang mengalah. Asalkan kita dapat bersama.” Kata Leo
“Lebih baik kamu cari orang lain Leo.” Jawab Linda
“Aku ndak bisa.” Jawab Leo
“Kamu suka sama cowok itu?” Tanya Leo
“Aku ndak tau, mungkin suka.” Jawab Linda
“Kenapa kamu ndak mau terima aku? Aku akan mengalah” Tanya Leo
“Kamu kan tau cinta tak bisa dipaksakan.”
Setelah beberapa kalimat diantara Leo dan Linda, Leo menutup telfonnya.

Dari situ Leonard menyadari sesuatu, kalau sebenarnya penghalang diantara mereka bukan hanya soal kepercayaan dan budaya. Kenyataannya itu memang seperti pungguk merindukan bulan.

Hati Leo berduka, Leo menangis sejadi-jadinya. Leo harus menerima kenyataan kalau Linda memang terlalu indah bahkan untuk sekedar dibayangkan. “Pria seperti Leo dan wanita seperti Linda, itu tidak mungkin.”

Leo mulai memahami bahwa cinta bukan soal pengorbanan, bahkan jika Leo mengorbankan segalanya untuk Linda bukan berarti Linda akan melihat Leo.

Cinta itu soal saling menerima dan Leo menerima Linda sepenuh hati baik kekurangan dan segala keterbatasan Linda, Leo menerima Linda apa adanya. Namun masalahnya Linda tak dapat melakukan hal serupa. Dan masalah lainnya adalah tidak ada orang yang dapat berteman dengan orang yang dia cintai dengan rasa ingin memiliki.

Seperti kata Linda, cinta tak dapat dipaksakan. Sepertinya Leo terlalu cepat mengatakan cinta kepada Linda.

Yang membuat cinta menyakitkan adalah ingin memiliki tapi tak dapat memiliki.
Dan Ingin bersama tapi tak dapat bersama. Biarlah Leonard menangis sendirian.
Yang terpenting adalah Leo telah mengatakan kepada Linda.
“Aku suka sama kamu Linda.”
“Aku cinta sama kamu Linda.”
“Aku sayang sama kamu Linda.”
"Jadilah milikku Linda."

Cinta tanpa definisi,
Cinta bisa menjadi semangatmu namun tak jarang cinta menjatuhkanmu,,
Cinta membuatmu hidup, namun terkadang cinta membuatmu ingin mengakhiri hidup,,
Cinta dapat membuatmu bahagia namun dia juga dapat membuatmu berduka.
Jadi apa definisi cinta?
Cinta tanpa definisi...

Semoga saja ada keajaiban yang membuat penulis dapat merubah akhir kisah dari tulisan ini, semoga saja.




0 Response to "Cinta Tanpa Definisi"

Posting Komentar

Translate